Jaket windbreaker merupakan jenis jaket yang mulai populer di Indonesia karena keunggulannya melindungi pengguna dari angin dan hujan ringan. Selain perlindungan ekstra di cuaca hujan, jaket ini juga terkenal dengan kenyamanannya yang baik sehingga cocok dipakai bersamaan dengan seragam kerja.
Untuk menunjang perlindungan dan kenyamanan, berikut Rumah Jahit akan mengeksplorasi berbagai bahan pakaian yang umum digunakan dalam membuat jaket windbreaker:
1. Nilon
Nilon umum digunakan dalam penggunaan jaket windbreaker karena bahannya yang ringan, tahan angin, bahkan tahan air. Bahan nilon memiliki tingkat kekuatan yang tinggi sehingga tahan gesekan dan keausan. Selain itu, nilon mudah diolah dan tersedia dalam berbagai pilihan warna.
2. Polyester
Polyester adalah bahan sintetis yang sering menjadi material untuk membuat jaket windbreaker. Bahan ini ringan, tahan air, dan cepat kering sehingga sangat cocok untuk digunakan di berbagai aktivitas outdoor.
Polyester juga memiliki sifat anti-kerut dan tahan luntur sehingga mudah dalam perawatan dan menjaga penampilan jaket tetap prima. Selain itu, polyester juga memiliki harga yang lebih terjangkau daripada bahan-bahan lain, sehingga menjadi pilihan yang ekonomis bagi produsen jaket windbreaker.
3. Microfiber
Microfiber adalah bahan yang terbuat dari serat sintetis berukuran mikro yang sangat halus dan ringan. Bahan ini memiliki kemampuan menyerap kelembaban yang baik, sehingga membuat jaket windbreaker terasa nyaman untuk digunakan dalam berbagai kondisi cuaca.
Microfiber juga memiliki kemampuan menahan angin yang baik sehingga memberikan perlindungan tambahan dari angin kencang. Selain itu, bahan satu ini juga gampang dibersihkan dan cepat kering.
4. DWR (Durable Water Repellent) Finish
Selain bahan utama yang berada dalam di keseluruhan bagian, jaket windbreaker juga seringkali membutuhkan lapisan DWR (Durable Water Repellent) untuk meningkatkan kemampuan tahan airnya.
Lapisan DWR bekerja dengan cara membentuk lapisan yang tipis dan tidak merata di permukaan bahan sehingga membuat air menetes dan mudah mengalir dari jaket. Lapisan DWR biasanya berada pada jaket yang terbuat dari nylon, polyester, atau Gore-Tex untuk memberikan perlindungan tambahan dari hujan ringan dan kelembaban.
5. Mesh Lining
Beberapa jaket windbreaker juga memiliki lapisan dalam berbahan mesh untuk meningkatkan ventilasi dan kenyamanan. Lapisan mesh ini membantu udara mengalir dengan bebas di dalam jaket sehingga mencegah terjadinya kondensasi dan menjaga suhu tubuh tetap terkendali.
Mesh lining sering menjadi tambahan pada jaket yang dalam cuaca hangat atau saat pengguna harus banyak bergerak.
6. Ripstop Nylon
Ripstop nylon adalah jenis nylon yang memiliki serat tambahan dalam pola jala yang teratur. Bahan ini memiliki kekuatan tinggi dan daya tahan yang baik terhadap robekan sehingga sangat cocok menjadi material dalam pembuatan jaket windbreaker untuk kegiatan outdoor.
Ripstop nylon juga memiliki sifat ringan dan tahan air sehingga dapat menjadi material untuk membuat jaket windbreaker yang tangguh dan awet.
7. Taffeta
Taffeta adalah bahan yang terbuat dari serat polyester atau nilon seperti tenunan pola yang rapat dan halus. Bahan ini memiliki tekstur yang licin dan bersinar sekaligus ringan dan tahan air.
Bahan taffeta sering menjadi kain utama sebagai lapisan luar pakaian tebal ini karena kemampuannya dalam menahan air dan angin. Selain itu, taffeta memberikan fleksibilitas dalam desain jaket.
8. Canvas
Canvas terbuat dari serat katun berpola rapat dan kuat. Walau lebih umum menjadi material dalam pembuatan jaket luar yang lebih tebal dan tangguh, canvas juga sering menjadi pelengkap pada lapisan luar jaket pelindung yang memiliki fungsi untuk kondisi cuaca ringan.
Bahan ini memiliki tekstur yang kasar dan tahan aus sehingga cocok jika Anda menggunakannya dalam berbagai aktivitas outdoor.